http://www.claimfans.com

Senin, 13 Februari 2012

Kawasan Sungai Tlising dan Sungai Apu


Lajur Merapi-Magelang- Kawasan Sungai Tlising dan Sungai Apu (Senin 13 Februari 2012)

Menelusuri Bantaran Sungai Tlising dan Sungai Apu bersama FPRB Sengi-Magelang pada tanggal 02 November 2011 menjadi kenangan tersendiri dan akan selalu diingat.
Dampak akibat dari letusan gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 26 Oktober dan 5 November mengakibatkan kerugian baik secara fisik maupun non fisik. Buikan hanya itu disusul juga dengan bencana alam banjir lahar dingin yang mnemabah kewasawasan pada masyarakat di seklitaran sungai.
Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada 2010 lebih besar jika dibandingkan dengan letusan gunung tersebut lebih dari 100 tahun lalu atau pada 1872.(sumber: compass.com) . Banyak kerusakan dan korban meninggal pada erupsi tahun 2010. Untuk wilayah Magelang banyak kerusakan yang terjadi akibat Erupsi Merapi tahun 2010 khususnya di Desa Sengi yang berjarak enam kilometer dari puncak merapi, kerusakan yang dialami masyarakat Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang ini diantaranya banyak area sawah dan tanaman pertanian yang mati terkena abu dan pasir merapi, kerusakan irigasi yangg terkena dasyatnya banjir lahar dingin, jembatan roboh sehingga menghambat jalur ekonomi dan pendidikan, dan rusaknya jaringan air bersih. Kondisi ekonomi yang semakin memprihatikan menyebabkan bencana sosial.

Kondisi yang memprihatinkan ini membuat Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Sengi, membantu untuk memulihkan kehidupan masyarakat baik dalam bidang pertanian, peternakan, dan air bersih (pipanisasi) dalam progam Recovery Erupsi Merapi 2010. Dengan sedikit bantuan itu mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarkat khususnya Desa Sengi. Tidak  hanya progam recovery tapi juga mensosialisasikan pengurangan resiko bencana lahar dingin.

Desa sengi merupakan desa yang terhimpit 2 sungai yang berhulu di gunung merapi, yaitu sungai pabelan (apu) dan sungai tlising.Pada tanggal 2 November 2011 FPRB Sengi mengadakan penelusuran bantaran sungai untuk mengetahui situasi dan kondisi yang ada dibantaran Sungai Tlising dan Sungai Apu. Diantaranya pemetaan kondisi rawan longsor, lokasi longsor, dan pendataan jenis tanaman,  pohon dan jenis binatang yang masih ada di Gunung Merapi.

Dengan keterbatasan alat, saya dan dua teman dari FPRB sengi yang bernama Kirun salah seorang warga Gowok Sabrang Desa Sengi dan Dodo Warga Gowok Pos Desa Sengi berangkat Dari Dusun Gowok Sabrang  Desa Sengi pukul tujuh pagi pada hari Rabu 2 November 2012. (WCX-LJ-Iseng Productions/ editor: EM-LJ Aspirasi Media)
Foto
Sesampainya di lokasi tidak lupa memarkirkan motor di Area sungai Tlising untuk menuju hutan lindung. Kurang lebih 1,5 km dari Dusun Gowok Sabrang Desa Sengi. Tempat ini juga sebagai terminal mobil untuk membawa hasil panen masyarakat. Foto WCX-LJ 2011
Foto
Tidak jauh dari lokasi parkir motor sekitar kurang lebih 50 meter terdapat longsoran di bantaran sungai Tlising, kurang lebih tinggi tebing sekitar 100 meter, lebar sekitar 75 meter, longsoran ini terjadi pada Banjir Lahar Dingin pada bulan Desember 2010. (Kirun FPRB Desa Sengi/ Foto WCX-LJ@2011).
Foto

 “Pada saat banjir lahar dingin terjadi longsor yang mengakibatkan munculnya genangan air (pening) di sungai Tlising pada bulan Januari 2011” tutur kirun salah satu warga Gowok Sabrang Sengi (foto: WCX-LJ-LJ).
Foto

Hulu dari sungai Tlising terdapat dua aliran yang berhulu di puncak merapi. Dilokasi ini  disebut tempuran antara wilayah babadan atas dan stabelan. (Kirun FPRB Desa Sengi/ foto: WCX-LJ)
Foto

Seorang nenek yang berasal dari Dusun Stabelan Desa Tlogolele Kec. Selo-Boyolali, sedang mencari rumput di tebing yang tingginya  kurang lebih 500 meter dibantaran Sungai Tlising. Seorang Nenek yang tidak mau disebut namanya bercerita setelah erupsi tahun 2010 banyak rumput yang mati terkena abu dan pasir merapi sehingga untuk mencari rumput harus berjalan 1,5 km dari rumah. Foto WCX-LJ
“nggeh ngeten niki kulo gaweane pendak dino golek suket ge makani wedus kaleh, mangkat seko
ngomah jam limo esuk ngko baline jam sewelas awan wis tekan ngomah. Lebar gunung merapi njeblug tandurane do mati keno awu, nak disek le ngaret yo cedak saiki le ngaret yo adoh, nak ra diretke weduse arep pakani op.. ?” (seperti ini kerjaanya saya, setiap hari cari rumput buat makan kambing dua, berangkat dari rumah jam lima pagi nanti pulangnya jam sebelas siang sampai rumah. Setelah gunung merapi erupsi tanaman pada mati terkena abu vulkanik. Kalau dulu sebelum erupsi cari rumput dekat , sekarang jadi jauh, kalau tidak cari rumput kambingnya mau makan apa?)
Foto

Satu keluarga (bapak, ibu, dan dua anak yang masih balita)  memulai mengolah lahan pertanian, Foto WCX-LJ

“Warga sekitar menyebut lokasi ini dengan nama daerah Tutupan yang artinya daerah perbatasan antara tanah sewan dan hutan lindung. Tanah sewan adalah tanah milik pemerintah yang disewakan untuk warga sebagai tanah pertanian, banyak warga yang mengelola tanah ini sebagai tempat untuk menanam tanaman sayuran, merumput dan juga ditanami pohon untuk dijadikan areng.. dulu tanah ini banyak pohon akasiah, rumput yang lebat, banyak ditanami sayuran, tapi setelah erupsi tahun 2010, banyak pohon mati, tanaman sayuran mati, dan rumput tertutup pasir, tanah ini yang dulu hijau sekarang menjadi  gundul” Tutus Paimin salah satu warga Stabelan- Boyolali.
Foto

Kondisi hutan lindung yang dulu lebat, pada tanggal 2 November 2011 banyak pohon-pohon yang rubuh terkena abu dan pasir erupsi merapi. Banyak spesies tanaman yang mati, terutama pohon-pohon besar. Hanya tinggal dahan dan ranting pohon yang sudah mengering. Foto WCX-LJ 2011
Foto
Warga sekitar memanfaatkan ranting-ranting pohon yang kering untuk dijadikan kayu bakar dan areng. Foto WCX-LJ 2011
Foto

Bekas alat untuk penerangan tradisional warga sekitar menyebut oncor. Warga sering menggunakan alat ini untuk menerangi jalan saat berangkat merumput dan mencari kayu bakar dihutan, alat ini terbuat dari potongan bambu dikasih sumbu dan di kasih minyak. Foto WCX-LJ 2011.
Foto
Longsoran batu2 besar dari dinding tebing diatas hutan lindung, longsoran ini mengarah ke sungai Tlising. Foto WCX-LJ 2011
Foto


Hulu sungai apu, nampak  gunung merapi yang tertutup kabut. Banyak material Merapi di aliran Sungai Apu dan tebing-tebing batu yang longsor. Foto WCX-LJ 2011.
Foto

Hulu sungai Tlising terlihat masih banyak material yang masih ada diatas, tanpa ada batu atau tebing penaha material. Foto WCX-LJ 2011
Foto

Salah satu bongkahan lava / lahar panas dari puncak merapi saat erupsi merapi tahun 2010. Kurang lebih 2 km dari puncak Merapi. Betapa dasyatnya Merapi bisa melontarkan batu besar dari mulut merapi. Foto WCX-LJ 2011.

Foto
Puncak merapi terlihat dari tanah sewan atas Dusun Stabelan Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Foto WCX-LJ 2011
Foto


Begitu indahnya merapi, begitu tangguhnya merapi..
Banyak cerita tentang merapi..
Aku bangga jadi anak merapi.
Salam merapi
“Kalising jiwo jalaran waspodo soko beboyo”


Wawan Herman Sulistyo (Wancuk) Dusun Candi Pos Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten  Magelang. Foto : Dodo FPRB Desa Sengi 2011

  Tarno (Kirun) Dusun Gowok Sabrang Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Foto WCX-LJ 2011

  Widodo (Dodo) Dusun Gowok Pos Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Foto WCX-LJ 2011
free counters

0 komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritik merupakan dorongan bagi kami untuk selalu berupaya ada. Silahkan berkomentar, jangan lupa kasih nama dan alamat, hanya yang meninggalkan identitaslah kami akan merespon.

Followers

AutoBacklinkGratisFree Promotion LinkFree Smart Automatic BacklinkMalaysia Free Backlink Services MAJLIS LINK: Do Follow BacklinkLink Portal Teks TVjapanese instant free backlink Free Plugboard Link Banner ButtonFree Automatic Backlink Service Free Auto Backlink Free Automatic Backlink
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost