Kau tawarkan padaku secangkir teh, hanya secangkir teh, untuk berbagi puisi di satu meja di ujung senja. Taukah kau? Puisi hanyalah sampah , seperti Daki atau Tai yang muncul tiba-tiba tanpa diminta, datang dari ruang hampa, yang ditulis dengan mata buta dan hati beku yang kebetulan kita pungut dari jeda antara sadar dan gila. Tawari aku sebotol anggur, agar mabuk dan kutulis sinis sajak terburuk, Tawari saja aku sebotol anggur!!! atau... Tunggulah aku di meja itu, dengan secarik kertas bekas, seutas tali, atau sebilah belati… Agar pertunjukkan tragis ini segera dimulai. -vey- September 23, 2011. |
0 komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritik merupakan dorongan bagi kami untuk selalu berupaya ada. Silahkan berkomentar, jangan lupa kasih nama dan alamat, hanya yang meninggalkan identitaslah kami akan merespon.