Rabu, 22 Februari 2012

Aku dan Merapi


Lajur Merapi-Magelang-(Rabu 21 Februari 2012)-Kehidupan masyarakat lereng merapi kebanyakan bertani, karena kondisi tanah sangat subur, terutama masyarakat dusun Candi Tengah Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Kebanyakan masyarakat bercocok tanam sayuran, diantaranya cabe, kembang kol, tomat, dan lain-lain.  Salah satunya keluarga saya Ahmad Said Widodo sebagai petani sayuran. Sehari-hari  bekerja sebagai petani dengan kondisi saya seorang Difabel (penyandang cacat tuna daksa)  mencoba hidup dengan kekurangan yang  saya miliki.

Dengan kondisi seperti ini saya juga bekerja sampingan menjadi penjual pulsa keliling. Kegiatan saya sehari-hari tiap pagi ke sawah terus siangnya ke pasar sebagai penjual pulsa keliling dan sorenya mengajar  ngaji anak-anak TPA (Taman Pendidikan Al-Quran).  Dengan kehidupanku yang serba kekurangan aku merasa bangga hidup di dusun Candi tengah yang tak jauh dari ancaman bencana gunung merapi.

Pada tanggal 24 Oktober 2010 saya dan warga mendapatkan info dari pak Kadus dan FPRB (Forum Penanggulangan Resiko Bencana) Sengi  bahwa status Merapi naik menjadi awas. Warga Dusun Candi Tengah dihimbau untuk berjaga-jaga dan menyiapkan semua barang-barang berharga. Selang dua hari tepatnya pada tanggal 26 Oktober 2010 terjadi erupsi yang mengakibatkan meninggalnya juru kunci Merapi (Mbah Marijan).

Pada dini hari malam Sabtu tanggal 1 November  2010 terjadi letusan lagi, semua masyarakat berhamburan berlari menyelamatkan diri, dengan kondisi seperti ini saya juga ikut lari tanpa membawa apapun. Saya dan keluarga berpisah dan bertemu keluarga di Dusun Karanglo Kecamatan  Sawangan yang jaraknya cukup aman dari letusan Merapi. Saya mengungsi disana selama 4 hari.

Pada tanggal 4 November titik aman dinaikan menjadi 20 km dari puncak, karena tempat pengunsian yang pertama jarak dari puncak Merapi 12 km, pada tanggal 5 November 2010 merapi meletus lagi, kondisi sangat kacau banyak pohon tumbang, mati lampu dan terdengar suara gemuruh yang sangat keras, sehingga penduduk sekitar juga ikut melarikan diri, saya dan keluaga juga ikut dievakuasi ke jarak yang lebih aman. Didaerah Mertoyudan Magelang. Selama satu bulan lebih berada dipengungsian. Kegiatan dipengusian saya juga mengajar anak untuk mengaji dan bermain di pengungsian, banyak relawan yang membantu  dalam bentuk sembako dan penanganan psikologis dipengungsian diantaranya dari UNIKA dan EO dari Semarang.

Setelah pulang dari pengunsian melihat kondisi rumah, sawah dan lingkungan sekitar Dusun Candi Tengah tertutup abu vulkanik, sehingga banyak rumah yang  rusak, dan tanaman mati. Dengan kondisi seperti ini saya dan keluarga membersihkan rumah yang terkena abu vulkanik. 

Kondisi persawahan di Desa Sengi.2010 (foto: Mazaox)
Setelah beberapa hari pulang dari pengunsian disusul dengan bencana lahar dingin yang mengakibatkan kerusakan irigasi, air bersih dan fasilitas publik. Banyak masyarakat yang merasa kerugian dari adanya bencana ini. Dengan kondisi ini saya harus tetap semangat untuk kehidupan kedepan.

Banyak bantuan yang masuk ke Dusun Candi Tengah,  diantaranya sembako, pipa air minum, pertanian, perternakan serta penanganan mental. Salah satu dari lembaga yang memberikan bantuan penanganan mental ialah Lestari indonesia dan Plan Indonesia  yang sangat membantu bagi masyarakat dalam progam dukungan psikososial untuk anak-anak, pemuda dan dewasa. Saya sendiri ikut terlibat pada progam tersebut sebagai LC (Local Cadres), untuk mebantu dan memulihkan trauma pada anak-anak.

Sosialisasi pengurangan resiko bencana untuk anak-anak di SD Sengi 2 dalam  Program  dukungan psikososial bersama Lestari Indonesia dan Plan Indonesia sebagai LC (Local Cadres) 2011. foto:Wancux

Saya sangat bangga hidup dilereng merapi karena tanahnya sangat subur, masyarakat sangat ramah tamah dan kearifan lokal masih dijaga.  Walaupun dusun kami masuk KRB III (kawasan rawan bencana tiga) yang setiap saat bisa mengancam kehidupan masyarakat Dusun Candi Tengah Desa Sengi. 

 Ahmad Said Widodo. Candi Tengah Desa Sengi. Kecamtan Dukun Kabupaten Magelang. (foto: Dila)

Saya mengucapkan terimakasih kepada FPRB SENGI yang telah membantu dalam progam pengurangan resiko bencana sehingga masyarakat Dusun Candi Tengah bisa mengerti dan memahami tentang kebencanaan. Saya merasa bersyukur kepada Alloh SWT walau pun dengan keadaan saya yag serba kekurangan ini, masyarakat bisa menerima. Saya juga dibutuhkan masyarakat untuk membantu pendidikan keagamaan bagi anak-anak lereng merapi khususnya di Desa Sengi.(Cerita Widodo kepada WCX-LJ Citizen Senin 20 Februari 2012/ Editor: EM-Aspirasi Citizen)

free counters

0 komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritik merupakan dorongan bagi kami untuk selalu berupaya ada. Silahkan berkomentar, jangan lupa kasih nama dan alamat, hanya yang meninggalkan identitaslah kami akan merespon.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost