Lonceng sekolah berbunyi pertanda pelajaran sekolah telah usai dan waktunya untuk kembali ke rumah masing-masing. Dengan riangnya anak-anak sekolah SD bergegas keluar kelas. Terkadang mereka saling mendorong dengan teman sebayanya ketika keluar kelas.
Rima merupakan anak di suatu Sekolah Dasar yang ada di Lereng Merapi dengan riangnya ia berlari menuju ke arah teman sebayanya yang kebetulan rumah mereka berdekatan dan tidak jauh dari tempat mereka sekolah. Ia bangga mempunyai teman-teman sebayanya yang selalu bersama walaupun kelas mereka berbeda.
“Yanti, nanti sore kita main egrang yuk!” sapa Rima kepada salah seorang teman sebayanya yang dipanggil Yanti.
Yanti: “Ayo, tapi nanti setelah aku selesai mengerjakan tugas dari sekolah”.
Rima: ”Kebetulan bagaimana kalau nanti kita belajar bersama saja, sekalian ajak-teman-teman yang lain untuk belajar bersama”.
Yanti:”Ayo, nanti aku kabari teman-teman yang lain, setelah makan siang nanti berkumpul di rumah Ida saja, supaya ibunya bisa membimbing kita.”
Rima:”OK.”
Siang hari cuaca yang tidak begitu panas, di tempat yang sudah disepakati oleh Yanti dan Rima, yaitu di rumahnya Ida. Anak-anak berkumpul untuk belajar bersama di rumah Ida yang kebetulan Ibunya adalah seorang guru SD di Kawasan Lereng Merapi serta dengan senangnya ikut membimbing anak-anak selepas pulang sekolah.
Sehabis belajar bersama anak-anak tidak bergegas pulang, mereka langsung bermain di halaman rumah yang luas sehingga begitu leluasa untuk bermain bagi anak-anak. Dengan senangnya mereka asyik bermain egrang. Egrang merupakan permainan tradisional yang dibuat dari bambu, dan tentunya permainan ini di zaman sekarang sulit untuk ditemui. Permainan tradisional ini hingga sekarang masih di mainkan anak-anak Khususnya di wilayah Lereng Merapi.
Rima dan teman-temannya begitu menikmati permainan tradisional yang bernama egrang. Senyum yang penuh riang, seakan hidup ini hanya untuk bermain. Begitulah dunia anak-anak yang menganggap bermain adalah sesuatu hal yang mengasyikan, sambil bercanda dengan sebayanya, seakan tidak ada beban di hati mereka. Yang ada justru senyum bahagia mereka untuk dunianya.
Anak perlu adanya pengawasan serta bimbingan dari orang dewasa apalagi orang-orang terdekatnya yang disebut dengan keluarga. Peranan keluarga sangat berarti bagi keberlangsungan hidup mereka. Karena keluargalah yang menentukan hidup anak-anak di masa depannya.(BDY-LJ/editor: EM-LJ)
0 komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritik merupakan dorongan bagi kami untuk selalu berupaya ada. Silahkan berkomentar, jangan lupa kasih nama dan alamat, hanya yang meninggalkan identitaslah kami akan merespon.