Senin, 30 Juli 2012

Kisah Di Balik Erupsi Merapi 2010


 
Ternyata banyak kisah di balik bencana erupsi Merapi tahun 2010 yang lalu. Diantaranya adalah sebuah kisah yang di alami oleh seorang pria yang melihat lava pijar mengalir di depannya. Yudhi ariyanto (25) salah seorang warga dusun Gungan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman menceritakan kisahnya tentang erupsi merapi tanggal 04-05 november 2010 yang lalu.

“malam itu saya masih berada di rumah, ketika mendapat kabar dari teman saya yang menjadi relawan di barak pengungsian bahwa dusun kami harus segera di kosongkan, saya pun langsung mengabari tetangga-tetangga saya yang masih berada di rumah” ungkap yudhi. Setelah memberi tahu tetangga-tetangganya pun dia bersama Heru (20) adiknya berboncengan memakai sepeda motor untuk mengungsi ke kecamatan cangkringan.

Setelah sampai di kecamatan kira-kira pukul 23:00wib yudhi dan sang adik teringat kakeknya yang masih berada di rumah, karena sebelumnya sang kakek tidak mau mengungsi. Di perjalanan dia merasa tenang karena melihat kakeknya sudah ikut mengungsi. Yudhi dan heru pun masih bertekad melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah karena berniat mau mengambil surat-surat penting yang masih berada di rumah.

Sesampainya di jalan masuk dusunnya, yudhi pun kaget dan bahkan tidak mampu berkata-kata. “tepatnya di barat SD Gungan kurang lebih 10 meter di depan saya, saya melihat kobaran api dan lahar panas yang meleleh dari arah utara. saya pun berhenti sampai bahu saya di tabok adik saya dari belakang” jelas yudhi yang sampai saat ini masih merasa trauma ketika mengingat kejadian itu. Yudhi bersukur karena saat itu tidak ada awan panas yang menghampirinya.

“Di tengah perjalanan kami melihat ketimur, semua dusun yang berada di bantaran sungai gendol telah terbakar semua.bahkan adik saya sudah merasakan hawa yang panas” terang yudhi. Pada saat itu dia sempat menengok ke arah dusun Srodokan dan Bakalan yang sudah terbakar. Dusun itu terletak kurang lebih 200meter dari jalan raya yang di lalui yudhi bersama adiknya dan jalanan pun sudah sangat sepi sekali, hanya tinggal beberapa warga setempat dan relawan yang masih berada di pinggir jalan.

Karena melihat dusun-dusun di bantaran sungai gendol telah berwarna oranye, maka dia pun memutuskan untuk mengungsi ke tempat yang lebih jauh. Dia dan keluarganya mengungsi di tempat saudaranya yang berada di kota jogja sampai aktivitas Gunung Merapi dinyatakan turun dan warga sudah boleh kembali ke wilayah yang sebelumnya masuk dalam radius berbahaya.

Yudhi dan adiknya bersukur selamat dari situasi seperti itu. Keluarganya juga tidak ada yang menjadi korban, bahkan rumahnya pun selamat dari lava pijar maupun awan panas karena batas lahar panas terletak 10 meter di sebelah timur rumahnya. Kejadian itu pun membuatnya lebih waspada terhadap ancaman-ancaman bencana alam seperti erupsi Gunung Merapi.(RCK/LJ)

0 komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritik merupakan dorongan bagi kami untuk selalu berupaya ada. Silahkan berkomentar, jangan lupa kasih nama dan alamat, hanya yang meninggalkan identitaslah kami akan merespon.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost