Jumat, 03 Februari 2012

Cinta membuatnya lupa, cinta pula membuatnya teringat


Ilustrasi (Foto: RZ-LJ)

Tertunduk dan diam di suatu malam, tepatnya di sebuah kamar yang terasa sepi, hening tanpa suara apapun. Yang terdengar hanya bisikan hati seorang pemuda yang sedang berkecamuk dalam kedukaan. Irisan luka yang menyayat hatinya, berbisik dan menjerit penuh penyesalan. Apakah gerangan yang menimpa pada pemuda ini?
“Ya Tuhan, mengapa ini mesti terjadi pada diriku, kuakui diriku memang tidak pantas untuknya, tapi kenapa dirinya selalu ada di dalam hati dan pikiranku. Apakah ini pertanda bahwa dirinya selalu memikirkan diriku, seperti aku yang memikirkan dirinya.” Gumam hati seorang pemuda yang tak lain sedang dilanda asmara, namun entah kenapa ada sesal dan luka.

Detik berganti menjadi menit, menit berganti menjadi jam, jam berganti menjadi hari. Itulah keseharian seorang pemuda yang hidupnya terasa hampa, yang jiwanya terasa mati, dipikiran dan di hatinya hanyalah penyesalan. Dalam benak teringat selalu kejadian yang tidak mungkin ia lupakan. Pikiran-pikirannya selalu diisi dengan emosi-emosi negatif, hingga menjadikan ia seorang yang ambigu, mudah tersinggung, dan mudah putus asa.

Kejadian yang tidak bisa ia lupakan saat-saat indah bersama dengan kekasih dambaan hatinya. Serta saat terakhir yang membuat dirinya putus asa hingga berani membinasakan diri dengan berbagai penyesalan serta rasa bersalah pada diri. Ia selalu merendahkan diri, lupa akan kemampuan yang ia miliki walaupun kemampuan itu hanya bersifat dasar. Kemampuan yang mampu membuat dirinya bangkit. Akankah si pemuda ini bangkit dari keterpurukan ataukan makin tenggelam dalam sisi hitam hidupnya.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti menjadi tahun. Sudah sekian lama ia hidup dalam kegelisahan dan keputusasaan, hingga lupa siapa dirinya, hingga lupa pada apa yang seharusnya ia kerjakan. Sampai suatu ketika, ia merasa lelah dan bosan. Dalah isyarat hati, ia bergumam “Aku mesti meraih kembali mimpiku yang hilang, aku mesti bangkit dan meraihnya, mungkin ini semua merupakan hukuman pada pesona diri yang lupa pada pemilik semua jiwa”.

Pada suatu hari, ia berjalan menuju suatu tempat. Dimana di tempat itu ia diketemukan dengan masa lalunya, kekasih yang dulu pernah hilang, kini berada tepat di depan matanya. Tersentak dan kaget, ada rasa ragu dan rindu yang bergejolak di dalam hati.

Gadis itu menatap penuh keibaan, ada rasa ingin menghampiri namun terasa berat. Cuma isyarat hati yang berbicara ”Oh Tuhan, aku bertemu dengan kekasihku yang dulu memanjakanku, kini ia dalam kesepian dan kehancuran karena diriku yang meninggalkannya, Tuhan berilah terang pada jiwanya yang kalut, berilah ia pengharapan baru guna meraih mimpinya yang sempat pudar, bukakanlah mata hatinya” gumam hati seorang gadis yang tidak lain adalah kekasih si pemuda pada masa lalulnya. Tanpa terasa ia meneteskan airmata, tanda ketulusan dari doa yang terucap dari si gadis.

Si pemuda tersentak ketika dalam kilasan pandangnya melihat ada cahaya di mata si gadis, dimana cahaya itu adalah tetesan airmata untuknya. “Oh Tuhan, dia melihatku, dia menangisiku, dia masih peduli akan masa depanku”.

Kejadian ini membuat si pemuda kembali termenung, namun kini ia tersadar. “Tuhan, apakah ini petunjuk terang-Mu yang Kau berikan untukku, terima kasih Tuhan.” Si pemuda bersujud syukur atas anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan berupa perasaan hatinya saat ini.

Si pemuda teringat detik-detik sebelum dirinya terpisah, dimana si gadis selalu berupaya memberikan motivasi dalam hidupnya, agar ia senantiasa untuk mencintai dirinya, keluarganya baru mencintai orang lain. Satu hal yang paling penting ialah mencintai Tuhan dan Utusan-Nya dan jangan melebih-lebihkan cinta-Nya yang agung pada makhluk ciptaan-Nya. Namun saat itu ia selalu diperbudak cinta kepada makhluk-Nya hingga ia merasa di khianati, merasa dijauhi dan merasa di tinggalkan.

Mungkinkan gadis itu menjauhi si pemuda yang malang ini hanya sekedar memberikan pelajaran penting dalam hidupnya? Si Pemuda hatinya mulai terang, kini ia mulai memahami kenapa si Gadis menjauh dan meninggalkan dirinya, ia lupa, pada seharusnya cinta sejati dicurahkan, ia lupa pada seharusnya apa yang mesti di kerjakan. ”Terima kasih cinta, berkatmu kini aku hidup lagi, berkatmu juga kini aku memahi dan mengerti akan arti cinta yang sesungguhnya.” Gumam di si pemuda.

Pemuda yang sempat dibutakan oleh cinta kepada makhluk-Nya yang berlebihan hingga dirinya menjadi sosok pemuda prustasi dan ambigu. Kini pemuda itu berseri kembali, kini pemuda itu mulai kembali untuk meng-aktualisasikan dirinya. Si pemuda penuh semangat mulai meraih kembali mimpinya yang sempat pudar. (oleh BDY-LJ)

Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja, siapa tahu pada suatu hari kelak ia akan berbalik menjadi orang yang kaubenci. dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja, siapa tahu pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang kaucintai. (imam ali ra)



free counters

0 komentar:

Posting Komentar

Saran dan kritik merupakan dorongan bagi kami untuk selalu berupaya ada. Silahkan berkomentar, jangan lupa kasih nama dan alamat, hanya yang meninggalkan identitaslah kami akan merespon.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost