Pertemuan dengan Plan Indonesia Pada Hari Rabu 28 Desember 2011, pukul 13.30 WIB.
Pertemuan anggota dan pengurus Lajur Merapi dengan Plan Indonesia di kantor Lestari Indonesia pada hari Rabu 28 Desember 2011. Pada pertemuan ini Plan Indonesia menyampaikan rasa terima kasihnya serta memberitahukan kepada semua anggota Lajur Merapi, bahwa alat yang selama ini digunakan untuk memfasilitasi Lajur Merapi secara resmi diberikan, namun pemberian bukan untuk dijadikan bahan pajangan, melainkan dijadikan sebagai bahan untuk membuat suatu karya, dan pemberian alat mesti mengetahui kepala desa setempat.
Serah terima diberikan oleh Plan Indonesia secara simbolis kepada ketua umum Lajur Merapi pada pertemuan Lajur Merapi dan Plan Indonesia di Kantor Lestari Indonesia, Rabu 28 Desember 2011. Pemberian secara simbolis sebagai pengesahan bahwa alat yang selama ini dipakai untuk membuat film dokumenter secara resmi diberikan dan tentunya diberikan bukan untuk dijadikan bahan pajangan/ koleksi, melainkan untuk terus berkarya.
Mengenai alat handycamp dan alat lainnya sebagai perangkat pendukung dalam pembuatan film dokumenter yang selama ini menjadi pertanyaan besar bagi sebagian anggota Lajur Merapi, pertanyaan-pertanyaan mengenai apakah alat tersebut nantinya akan dimiliki ataukah hanya sekedar dipinjamkan, ketika program Plan Indonesia selesai maka alat tersebut dikembalikan. Pertanyaan besar yang selalu menyelimuti pikiran setiap anggota Lajur Merapi akhirnya terjawab juga.
Plan Indonesia berharap dengan berakhirnya program kegiatan Psychosocial Intervention for Merapi Recovery Project di 10 Desa 3 Kabupaten, Lajur Merapi tumbuh semakin dewasa, apalagi dengan terbentuknya pengurusan besar Lajur Merapi untuk dijadikan sebagai wadah pertemuan serta diskusi mengenai keberlanjutan Lajur Merapi kedepannya.
Mengenai hal itu, semua anggota dan pengurus Lajur Merapi walaupun hanya beberapa saja yang memiliki komitmen untuk tetap mengarah pada pandangan kedepan tentang sikap selanjutnya untuk mengambil peran di tengah-tengah kehidupan masyarakat Lereng Merapi dalam bentuk film dokumenter dan tulisan.
Mengenai hal itu maka masih adanya beberapa tindakan yang harus disikapi oleh Lajur Merapi, sikap tersebutlah yang terkadang membuat Lajur Merapi tertantang atau bahkan sebaliknya menjadi tumbang.
Diskusi Mengenai Lajur Merapi, Rabu 28 Desember 2011, pukul 19.30 WIB
Lajur Merapi keadaanya yang harus terus ditingkatkan mengenai rasa tanggung jawab anggota dan pengurus, serta hal-hal yang berhubungan dengan film dikumenter dan dunia tulisan. Mengenai hal ini, setelah pertemuan dengan Plan Indonesia, ketua umum Lajur Merapi kedatangan sahabat dari Radio Komunitas KFM 107.5 Mhz dan Vey RYM Rock Yogya, mereka sengaja menemui salah satunya untuk mengikat tali persaudaraan sesama Lereng Merapi serta tukar pengalaman mengenai Dunia Jurnalis.
Pertemuan yang penuh akrab ini membawa pada suasana yang menyenangkan bahkan sampai pada hal yang menyeramkan. Pertemuan yang membahas tindak lanjut Lajur Merapi sebagai langkah upaya untuk selalu di depan serta menyuarakan suara masyarakat Lereng Merapi.
Dari hasil pertemuan dengan rekan Bayu dari Radio Komunitas KFM, dan Vey dari RYM Rock Jogja dapat disimpulkan beberapa hal salah satunya:
(*) Temen-temen Lajur Merapi sudah enak dengan dimilikinya fasilitas yang sudah memadai, salah satunya dengan dimilikinya skill pembuatan film dokumenter, hal inilah yang harus terus dibangun, supaya skill tersebut tidak hilang atau bahkan tidak berguna sama sekali.
(*)Selain skill yang dimiliki, tentunya juga dengan dimilikinya alat., nah inilah yang harus kita gunakan serta berupaya kedepannya mempelajari kekurangan yang dimiliki, jadi untuk sementara menggunakan dulu yang ada ketimbang tidak bergerak sama sekali.
(*)Dari 3 Kabupaten (Sleman, Magelang dan Klaten) sudah memiliki perwakilan setiap orang untuk membantu menceritakan di kawasan masing-masing anggota Lajur Merapi.
(*)Lajur Merapi merupakan jalan bagi lereng merapi, dalam istilah luas, jalan inilah yang harus terus dibangun, dengan dimilikinya visi dan misi yang jelas, serta kode etik tentang pers, dorongan untuk tetap bangkit dan membangun komunikasi.
(*)Membangun Lajur Merapi tinggal diawali dari semua kemampuan yang dimiliki teman-teman Lajur Merapi untuk menularkannya kepada rekan-rekan yang lainnya, serta untuk penambahan kapasitas melakukan pelatihan-pelatihan ringan yang tidak banyak mengeluarkan biaya.
Vey RYM Rock Jogja: "Spirit terbangun ketika ada kejadian, tidak ada kejadian terkadang spirit tidak ada, inilah yang harus dibangun temen-temen Lajur Merapi.
Bayu Radio Komunitas KFM : "Gunakan yang ada dulu sambil berjalan serta belajar mengisi kekurangan, menuangkan suatu ide atau cerita dari apa yang kita lihat, dan dengan kaya penulisan kita sendiri."